Rabu, 16 Oktober 2013

Tulisan 3 : Kalimat



Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

KALIMAT TUNGGAL

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan predikat.
KALIMAT MAJEMUK

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Rapatan
  3. Kalimat Majemuk Bertingkat
  4. Kalimat Majemuk Campuran
POLA KALIMAT

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

Referensi :


Tulisan 2 : Puisi tentang Ibu





Menangislah Bunda

Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana kau dilahirkan,
tetapi aku yakin,
hari itu pastilah hari yang indah,
langit memerah jambu,
awan berdesakan hendak turun,
mentari mengerlingkan mata,
sorepun tak ingin beranjak menjadi malam,
karena gembiranya dunia,
menyambut kehadiran wanita mulia.

Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.

Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.

referensi : http://puisisurga.wordpress.com/tag/puisi-untuk-ibu-tercinta/

Selasa, 15 Oktober 2013

Tulisan 1



PENGERTIAN DAN CARA MENYUSUN RESENSI

Resensi adalah penilaian mengenai kualitas buku, baik isi maupun perwajahannya dengan disertai alasan dan bukti. Resensi biasanya muncul dalam berbagai surat kabar / majalah dengan nama yang berbeda, misalnya bedah buku dan pertimbangan buku.meskipun namanya berbeda, isinya sama saja. Isi yang disajikan berupa pertimbangan baik buruk isi buku yang di resensi. Penyajiannya, selain memuat isi resensi juga meliputi judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, jenis huruf, halaman sampul (cover) dan harga buku.

Buku yang di resensi biasanya buku terbitan baru sehingga dengan munculnya resensi di media cetak, para pembaca dapat mengetahui dan memutuskan perlu tidaknya membaca buku tersebut. Dengan demikian, resensi dapat berfungsi sebagai pemberi informasi, alat reklame dan tulisan ilmiah.

Fungsi pemberi informasi dimaksudkan memberikan informasi tentang adanya buku baru. Fungsi alat reklame dimaksudkan sebagai promosi adanya buku baru yang telah terbit. Fungsi karya ilmiah dimaksudkan resensi sebagai salah satu jenis karya ilmiah karena didalamnya disajikan pembahasan tentang isi buku dengan disertai alasan dan bukti.
Sistematika resensi atau cara menyusun resensi biasanya mengikuti pola berikut ini:
1. Judul resensi (boleh sama dan boleh berbeda dengan judul buku yang di resensi)

2. Perwajahan (jati diri buku) meliputi :

a. Judul buku

b. Nama pengarang / penulis

c. Nama penerbit dan tahun terbit

d. Jumlah halaman

e. Jenis huruf

f. Halaman sampul (cover)

g. Harga buku

3. Pembuka, Meliputi :

a. Uraian yang menjelaskan isi buku secara umum

b. Kaitan dengan hal diluar isi buku (bila perlu)

4. Pembahasan, meliputi :

a. Analisis terhadap isi buku dengan disertai alasan dan bukti yang ada dalam isi buku

b. Analisis berupa kekuatan dan kelemahan (bila ada) isi buku yang di resensi

5. Penutup, meliputi penilaian penulis resensi mengenai perlu-tidaknya pembaca resensi membaca atau memiliki buku tersebut

Referensi :

Tugas 1



BERWISATA KE TMII

            Di Kawasan Indonesia banyak sekali Tempat Wisata, salah satunya Taman Mini Indonesia Indah ( TMII). TMII merupakan kawasan taman wisata yang bertema Budaya Indonesia di Jakarta Timur. Disana kita bisa merasakan Indonesia dalam satu hari “Indonesia indah” Experience of the park. Selain itu, kita bisa menikmati anjungan, museum, tempat ibadah, unit flora fauna, wahana rekreasi yang ada di TMII. Untuk masuk ke TMII, kita hanya perlu membayar Rp 9.000 saja.

Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum dan Teater Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.





Di dalam Istana Boneka juga,banyak sekali terdapat mainan seperti kereta-keretaan, ayunan dll. Untuk masuk kedalam Istana Boneka kita cukup membayar sebesar Rp 5.000. Tapi, kalo kita ingin naik Kereta gantung, kita harus membayar sebesar Rp 25.000. Untuk kita yang tidak membawa kendaraan jangan hawatir. Karena disana, terdapat mobil keliling, harganya pun sangat murah. Cukup membayar Rp3.000 kita bisa mengelilingi semua TMII. Pokonya ga akan nyesel, kalo kita ke TMII. Karena kita bisa berwisata, belajar dan bermain.