Tugas 5
Etika bisnis merupakan
penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan
itu sendiri, dimana bisnis selalu berhubungan dengan kegiatan dan
masalah-masalah dalam keseharian dalam perusahaan. Sebutkan dan jelaskan 5 pergaulan
bisnis yang terkait dalam kegiatan tersebut?
Jawab :
Etika
Bisnis adalah Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis. Sumber : http://galih-chess.blogspot.com/2010/01/pengertian-etika-bisnis.html
Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa
hal antara lain adalah :
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan /
konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya merupakan
hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga
etika pergaulanya secara baik. Adapun pergaulannya dengan langganan ini dapat
disebut disini misalnya saja :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen
sulit untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat konsumen
tidak dapat mengetahui isi didalamnya, sehingga produsen perlu menberikan
penjelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat didalam produk
itu.
c. Pemberian servis dan terutama garansi
adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak
etis suatu bisnis yang menjual produknya yang ternyata jelek (busuk) atau
tak layak dipakai tetap saja tidak mau mengganti produknya tersebut kepada
pembelinya.
2. Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan
untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan
dengan karyawannya.Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal
yakni : Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi
atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau
pemecatan / PHK ( pemutusan hubungan kerja). Didalam menarik tenaga kerja
haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil seleksi yang
telah dijalankan. Sering kali terjadi hasil seleksi tidak diperhatikan akan
tetapi yang diterima adalah peserta atau calon yang berasal dari anggota
keluarga sendiri. Disamping itu tidak jarang seorang manajer yang mencoba
menaikan pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggapnya sangat
potensial dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi hal
tersebut mendapat protes keras dari karyawan dari generasi tua. Masalah lain
lagi dan yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau dropout.
Masalah DO atau PHK ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para manajer
karena hal ini menyangkut masalah tidak saja etik akan tetapi juga masalah
kemanusian. Karyawan yang di PHK –kan tentu saja akan kehilangan mata
pencahariannya yang menjadi tumpuan hidup dia bersama keluarganya.
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan
yang satu dengan perusahan yang lain Hal ini bisa terjadi hubungn antara
perusahaan dengan saingannya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan
pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam kegiatan sehari-hari
tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antar
kedunya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis
yang baik. Sebagai contoh sebuah penerbit yang ingin menyalurkan buku-buku
terbitanya kepada para grosir yang bersedia membeli secara kontan dalam
jumlah besar dan kontinyu dengan memperoleh potongan rabat yang sama dengan
penyalur. Rencana ini menjadi kandas karena mendapat protes keras dari para
penyalur-penyalurnya yang memandang tindakan penerbit tersebut akan sangat
merugikan para penyalur sedangkan omset dari para penyalur sendiri dalam
beberapa tahun tidak meningkat. Contoh lain adalah adanya perebutan tenaga
kerja ahli atau manajer profesional oleh para pengusaha, persaingan harga yang
saling menjatuhkan diantara bisnismen dan sebagainya.
4. Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan
terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian informasi
yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon
investornya. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk
mengambil keputusan investasi yang keliru. Dalam hal ini perlu mandapat
perhatian yang serius karena dewasa ini di Indonesia sedang mengalami lonjakan
kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi
emiten yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat. Dipihak lain masyarakat
sendiri juga sangat berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam bentuk
pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang diemisi oleh
perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu masyarakat calon pemodal yang ingin
membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap dan benar terhadap
prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga
Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama
jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat
finansial. Hubungan ini merupakan hubungn yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan Rugi dan Laba misalnya. Laporan
finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak
terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak misalnya. Keadaan tersebut
merupakan etika pergaulan bisnis yang tidak baik.
Pelaksanaan tangungjawab sosial suatu bisnis
merupakan penerapan kepedulian bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan
alam, teknologi, ekonomi, sosial, budaya,perintah maupun masyarakat
Internasional. Bisnis yang menerapkan tanggung jawab sosial itu merupakan
bisnis yang menjalankan etika bisnis, sedangkan bisnis yang tidak melaksanakan
tanggung jawab sosial itu merupakan penerapan yang tidak etis. Penerapan etika
bisnis ini murupakan penerapan dari konsep “ Stake Holder” sebagai
pengganti dari konsep lama yaitu konsep “Stock Holder” . Pengusaha
yang menerapkan konsep Stock Holder berusaha untuk mementingkan
kepentingan para pemengang saham (Stockholder) saja, di mana para
pemegang saham tentu saja akan mementingkan kepentinganya yaitu penghasilan
yang tinggi baginya yaitu yang berupa deviden atau pembagian laba serta harga
saham dipasar bursa. Dengan memperoleh deviden yang tinggi maka penghasilan
mereka akan tinggi, sedangkan dengan naiknya nilai atau kurs saham akan
merupakan kenaikan kekayaan yang dimilikinya yaitu sahamnya itu dapat dijual
dengan harga yang lebih tinggi. Pemenuhan kepentingan ataupun tuntutan dari
para pemengan saham itu sering kali mengabaikan kepentingan – kepentingan
pihak-pihak yang lain yang juga terlibat dalam kegiatan bisnis. Pihak lain yang
terkait dalam kegiatan bisnis tidak hanya para pemegang saham saja akan tetapi
masih banyak lagi seperti :
-
Pekerja/ karyawan
-
Konsumen
-
Kreditur
-
Lembaga-lembaga keuangan
-
Pemerintah.
Pengusaha yang menjalankan bisnisnya dengan
mengingat atau memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan bisnis yang tidak saja hanya mementingkan kepentingan pemegang saham
saja merupakan pengusaha yang menerapkan konsep baru yang dikenal sebagai
konsep “ Stakeholder”.