Rabu, 06 November 2013

Tugas 2 "Novel"



KESEMPATAN KEDUA




Judul                            : Kesempatan Kedua

Karya                           : Jusra Chandra

 Editor                           : Mira Rainayati

Asisten Editor              : Fermina Purba

Penatata Isi                  : Rita Eviana

Diterbitkan                   : Pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta, 2006

Halaman                      : 1 – 287

Tokoh                          :
1. Pa Broto sebagai ayah
2. Nadiah sebagai Istrinya  Joko sebagai Anak ke Dua
3. Anita sebagai Anak Pertama
4. Joko sebagai Anak ke Dua
5. Sidik sebagai Pembantunya

Ringkasan Cerita          :

            “ Berhadapan dengan Nadiah, membuat saya berperang dengan berbagai perasaan. Ya marah, benci, geram, rindu dan sayang. Ada kalanya saya merasa seolah-olah bertepuk sebelah tangan, tapi ada kalanya merasa memilikinya.”
            “ Selama Nadiah masih hidup, Bapak masih punya kesempatan. Jangan hilang asa, Pak. Banyak berdoa.”
            Tapi….
            Berita yang tersiar pagi itu menghentakkan seluruh dunia. Sebuah pesawat terbang milik maskapai penerbangan Arab Saudi jatuh. Diduga semua penumpang dan awak kapalnya yang berjumlah tiga ratus orang tewas. Diyakini sejumlah warga Negara Indonesia ada dalam penerbangan tersebut.
            “Nadiah, Ayah !”
            Tiba-tiba suara Joko melengking. Ia tahu Nadiah-mantan istrinya-naik pesawat tersebut. Menerima kabar yang begitu berat itu, Jiwa joko hancur. Pikirannya linglung, batinnya bingung. Ia berjalan mondar-mandir dikamar dengan perasaan kosong.

Kelebihan                           : Cerita ini menarik untuk di baca dan dijadikan pelajaran.

Kekurangan                        : Untuk kekurangan tidak ada.

Penilaian                          

Menurut saya  Hidup, mati dan rezeki adalah misteri bagi manusia. Yang pergi dan yang  tinggal adalah rahasia Tuhan. Namun, pada tahap tertinggi kesadaran manusia, akan ditemukan bahwa dalam semua kejadian tersimpan rahmat dan terpancar kemuliaan. Oleh karena itu, kehidupan tidak bisa dihentikan oleh yang pergi karenanya harus dilanjutkan dengan keberanian dan keikhlasan.